Selasa, 27 Maret 2012

cinta itu tiba-tiba datang (part II)

aku mengenalnya, dan cintanya tehadap organisasi itu..
kedekatan kami berhujung pada suatu hubungan.
ketika itu, setiap hari dan hampir setiap waktu ia memperlihatkan rasa cintanya terhadap organisasi itu.
tempat dimana ia merasakan kehangatan kedua setelah keluarganya, tempat dimana ia belajar, berbagi suka dan duka, berbagi kebahagiaan, dan keceriaan.. tempat dimana ia tak lagi merasa kesepian tinggal di kota kecil yang jauh dari rumah dan keluarganya..

tempat itu sudah ia anggap sebagai rumah kedua baginya

dia yang setiap hari berusaha membuat tempat itu semakin tampak lebih baik..
sampai tiba pada ujungnya ia berhenti dari tanggung jawabnya membesarkan tempat tersebut, meninggalkan dengan penuh sedih di batinnya, haru karena melepaskannya, dan harap untuk penerusnya.

lalu timbullah pertanyaan-pertanyaan itu dalam diriku.

- halo?? seberapa menariknya sih **** itu ?
- halo?? ada apa si di dalemnya sampe bikin dia kayak gitu?
- halo?? kenapa? gimana caranya?

yap! penasaran. membuatku ingin masuk ke dalamnya.

ketum : kamu bendahara ya?
aku     : ha? gak mas. sampe kapanpun ga mau aku jadi bendahara. aku gabisa pegang duid mas.
ketum : tapi aku liat kamu potensi disisni, lagipula kamu kuliah kan jurusannya akuntansi
aku     : terus?? akuntansi aja aku ga bisa..-,-

diantara kedua pilihan itu , humas dan bendahara, aku memilih humas. karena berbagai alasan. walaupun sebenarnya, kaderisasi sesuai dengan hatiku.

yap. aku menjalani sebagai humas di tempat itu..
tapi karena berbagai faktor,dan kejuaraa-kejuaraan besar, serta masalah-masalah tak terduga, akhirnya apa yang kucari, tentang kenyamanan itu, tentang pekerjaankku, tentang cinta akan tempat itu, tak ada.
amanah itu tak kujalankan dengan baik. dan aku belum menemukan alasan apa yang membuatnya cinta akan tempat itu.
aku cinta tempat itu karena dia. iya, delapan puluh persen karena dia yang masih ada di sampingku.
sampai pada akhirnya, kita tak menemukan  jalan yang sama, dan akhirnya berpisah.

mulai dari kami, yang jauh dan berasa asing. aku menjalaninya sendirian,

tak ada tempat mengadu untuk kali ini. tak ada tempat untuk berbagi. tak ada tempat untukku menceritakan apa yang ak rasa.. 

padahal dia : semangatku, dia : motivasiku


aku belajar sendiri, mencoba merasakan. belajar berdiri tanpa ada yang menopang, belajar memutuskan, belajar menoleh, belajar terjun dalam kondisi itu
asing memang, tapi bagaimana aku semestinya bertindak?
move on, yeah, untuk urusan ini.

dan sampai pada hari, kepengurusan berganti.
tahun depan (read:2012) tahunku diatas,dan amanah itu berganti kepada kita yang meneruskan.
yap. aku merasakan getarannya, tanggung jawab yang akan datang.

aku berusaha mencari celah, membangun, dan mendekatkan diri.
iya, dia memang benar-benar inspirasiku.

sampai di malam itu, bu wketum menanyakan sesuatu kepadaku
mbak mdr : kindud, kita naruh harapan besar di kamu. kalau kamu bersedia, kamu pingin jadi apa.
aku : aku ga bisa jawab mba. cuman mamaku yang tau aku pingin jadi apa. aku pingin merubah mba. ga kayak gini.

saat itu yang aku lakukan adalah jujur, jujur karena rasa penasaran yang ada, motivasi aku ikut kepengurusan dan akan ikut kepengurusan berikutnya, dan itu karena dua alasan. murni dan tidak.
murni karena memang aku ingin membangun kepengurusan yang kuat lebih dari sebelumnya, memperbaiki sistem yang ada sebelumya,dan menjawab rasa penasaran yang ada
dan yang tidak murni adalah , aku ingin menjadi , dan membangun sesuatu atau tempat yang dia sayang. ya, lagi-lagi motifasiku adalah : dia .

kepada mereka berdua aku cerita, dan pada saat aku menceritakan itu, hati kecilku menangis, air mataku tak kuat menampung rasa itu,dan tiba-tiba akan menetes.

to be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar